sekapur sirih
Pandemi melanda negeri menyisakan banyak sekali efek negatif dan juga positif, tak terkecuali pada dunia pendidikan. Pandemi sungguh kejam, bagaimana tidak? Pandemi merampas hak mereka para pelajar untuk mendapatkan pelajaran disekolah secara offline, bertemu dengan teman, guru dan semua hal-hal asyik yang terdapat pada sekolah offline. Tujuan pendidikan bukan hanya mencerdaskan tetapi juga membentuk karakter yang baik bagi peserta didik. Jika pendidikan hanya fokus pada kecerdasan maka google jauh lebih cerdas. Semua yang dibutuhkan siswa sudah tertata dengan rapi pada sistem, kita hanya perlu mengetik apa yang kita butuhkan pada kolom search kemudian klik dan akan muncul apa yang kita butuhkan. Sementara karakter didapatkan dari bagaimana guru bertatap muka dengan murid, bagaimana guru mengasah dan mengasuh selama kegiatan belajar mengajar dan nantinya KBM inilah yang akan membentuk karakter peserta didik dengan baik. Seorang guru mengajarkan bagaimana mengambil sikap dan sifat yang baik dalam segala hal yang akan membekas sampai nanti siswa menjadi pribadi yang siap terjun di masyarakat. Memang, sekolah online jauh lebih menyenangkan bagi mereka yang berdomisili dikota dengan segudang fasilitas publik yang memadai untuk menunjang belajar online. Selain itu, sekolah online tak harus memakai seragam lengkap dengan sepatu dan membawa tas. Tapi tidak dengan di desa. Tak semua akses internet bisa dinikmati oleh semua peserta didik. Ada yang belum mempunyai Smartphone, ada yang sudah mempunyai Smartphone tapi tak punya kuota untuk mengakses internet dan alhamdulillah sekarang ada bantuan kuota J. Ah semua hiruk pikuk tentang pandemi kini sudah mulai membaik. Alhamdulilah
Berkat pandemi yang melanda
negeri, kami ber-4 yang mempunyai kesibukan berbeda, aku yang masih stay
dirumah semenjak wisuda pada agustus 2019, Ambar dwiatmojo yang menunda
kuliahnya untuk mencoba peruntungan di bisnis kaosnya, Wiluyo dan Asri widia
Mahasiswa jurusan matematika yang terpaksa kuliah daring semenjak covid-19
ahirnya sering dipertemukan di berbagai acara. Kok bisa ya? Kami semua bernaung
dalam Bodas tercinta alias satu desa, hanya saja karena kami beda usia dan
tidak dalam satu komplek yang sama kami tak seakrab seperti sekarang ini. Aku
Dwi Yuwono, peserta paling tua dari ber-4 yang sok akrab ini. Usiaku 24 tahun,
sementara Ambar, Asri dan Wiluyo berada dibawahku sekitar 4-5 tahun. Aku dan Ambar
sebelumnya tak sekarab seperti sekarang, semenjak perhelatan akbar turnamen
sepakbola Bodas Jaya u-19 kami sering
bertemu dalam forum yang sama karena waktu itu kami menjadi panitia dan
alhamdulilillah sukses. Selanjutnya Wiluyo, aku mengenal dia karena pernah satu almamater yang sama (Ponpes
Nurul Huda). Dan yang terahir adalah wanita paling cantik sejagad raya, yups..
Asri Widia atau akrab dipanggil Asri. Semenjak DM pertamaku yang memberi emot
tepuk tangan pada salah satu pamflet diskusi yang diisi olehnya yang
dipublikasikan pada instastori instagramnya aku dan asri sering terlibat dalam
beberapa percakapan di whatsApp hingga ahirnya kami bisa nge-Host bareng berdua
di salah satu acara paling beken yang diadakan oleh Karangtaruna.
Setelah semua acara usai dan kami
ber-4 sering bertemu untuk membahas
berbagai hal tentang isu-isu terkini, kami mulai menemukan banyak kesamaan pada
pola pikir kami hingga muncul pemikiran untuk membuat SEKOLAH DESA. Sebuah
wadah yang mengusung konsep rumah belajar untuk para generasi-generasi
hebat desa Bodas. Sekolah desa dilatarbelakangi oleh kami atas dasar kepedulian
kepada desa tercinta terkhusus pada anak-anak yang masih menempuh pendidikan
menengah pertama dan salah satu program awal sekolah desa adalah belajar
bersama alumni SMPN 3 Kandangserang dengan siswa-siswi spentika yang
berdomisili bodas dan rekan-rekanita IPNU-IPPNU PR BODAS sebagai pesertanya,
sementara kami ber-4 dipaksa mengingat kembali pelajaran-pelajaran lama yang
sudah kami lupakan untuk kembali kami ulang bersama mereka. Ini sungguh luar
biasa. dan alhamdulillah kegiatan BEBAL
(belajar bareng alumni) sampai saat ini tgl 15 November 2020 sudah episode
ke-12 untuk kelas 9, episode 7 untuk kelas 8 dan episode 2 untuk kelas 7.
Untuk program lanjutan dari sekolah desa adalah pembuatan Taman Literasi (TL) yang berlokasi di bekas TPQ dukuh lapangan desa Bodas RT 11/RW002. Alhamdulillah sampai saat ini sudah banyak saudara-saudara kita yang berdonasi untuk Taman Literasi, mulai dari buku-buku bekas dan baru, lemari hingga beberapa karpet. Nantinya Taman Literasi ini akan menjadi basecamp untuk sekolah desa sekaligus perpus pertama untuk desa Bodas tercinta. Yeay!!!!! Semoga segera 100% terealisasi ya teman-teman. Mohon bantuan dan doanya. J
Banyak program yang sudah kami
buat untuk Sekolah Desa kedepannya. Oya teman-teman, kemampuan kami masih
sangat terbatas sekali, semua program yang kami susun tak akan berhasil 100%
tanpa bantuan dari teman-teman semua. Mohon do’a dan dukungannya ya teman-temanJ.



semangat semuanya
BalasHapus