pentingnya pendidikan karakter dalam meningkatkan intelektualitas siswa di sekolah
Oleh : Muhammad Saleh
Dewasa ini, pendidikan
karakter seringkali ditujukan untuk membangun sikap dan perilaku baik siswa
kepada orang lain di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Akan tetapi, masih
sangat sedikit yang membahas tentang pengaruh pembangunan karakter terhadap
peningkatan kognitif siswa di sekolah. Bagaimana cara Pendidikan karakter
membentuk intelektualitas siswa akan menjadi pertanyaan inti dari artikel ini.
Saya berargumen bahwa pendidikan karakter berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan intelektualitas siswa di sekolah. Namun sebelum menjawab pertanyaan
tersebut hal penting yang perlu saya tulis terlebih dahulu dalam artikel ini
adalah pengenalan singkat tentang pendidikan karakter.
Pada dasarnya, pendidikan karakter menekankan pada pengenalan
nilai-nilai kebaikan yang telah menjadi norma-norma sosial maupun agama di
masyarakat. Menurut Zuchdi DKK (2015:3), pendidikan karakter adalah penanaman
nilai-nilai pada pribadi anak melalui pengetahuan kesadaran dan kemauan, dan
pakteknya menekankan pada nilai-nilai positif untuk diri sendiri, Tuhan yang
Maha Esa, lingkungan sekitar, bangsa dan negara, sehingga bisa menjadikan anak
tersebut menjadi manusia yang paripurna. Untuk merealisasikan lahirnya siswa
yang berkarakter baik, dibutuhkan kerjasama yang baik dan kuat dari berbagai
kalangan seperti personil sekolah, orang tua dan anggota masyarkat (Daryanto,
2013). Pada umumnya, ada dua metode yang digunakan dalam melaksanakan
Pendidikan karakter yaitu metode pembiasaan dan juga metode keteladanan
(Hendriana & Jacobus, 2016). Jika metode pembiasaan dijalankan melalui
serangkaian kegiatan dan program pembangunan karakter siswa secara
berkelanjutan, maka metode keteladan diperoleh dari perilaku, sikap dan
kebiasaan guru-guru di sekolah.
Lebih jauh lagi, inti dari artikel ini adalah melihat bagaimana
afeksi siswa melalui pendidikan karakter mempengaruhi kemampuan kognitifnya.
Artinya, pendidikan karakter tidak hanya bertujuan untuk mengentaskan
permasalahan moralitas seperti kenakalan remaja di lingkungan sekolah dan
masyarakat, melainkan juga melihat dampaknya kedalam prestasi akademik siswa.
Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk kedisiplinan, ketekunan dan
tanggung jawab. Kedisiplinan akan membentuk kebiasaan siswa untuk tetap
mengikuti semua rutinitas yang ada di sekolah baik itu kegiatan membaca buku di
perpustakaan sekolah secara mandiri maupun kegiatan belajar di kelas. Sedangkan
ketekunan mengarahkan siswa untuk fokus pada mata pelajaran-mata pelajaran yang
ada di sekolah. Hal tersebut akan melatih dan memperkuat daya baca dan belajar
siswa dalam berbagai mata pelajaran. Dengan adanya sifat-sifat tersebut, saya
sangat yakin siswa akan mampu meningkatkan pengetahuannya di sekolah, karena
sebenarnya tingkat kepintaran seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh IQ yang
tinggi melainkan juga usaha dan proses yang kuat. Serendah apapun IQ seseorang,
jika dia terus mengasah dirinya dengan belajar maka dia akan menjadi pintar.
Ibarat batu yang keras, jika dia terus ditetesi oleh air maka akan terkikis
juga. Selanjutnya, sifat tanggung jawab akan mengarahkan siswa untuk
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Mereka akan menganggap bahwa
tugas-tugas tersebut adalah amanah yang harus dijaga dan diselesaikan. Siswa
dengan karakter yang baik akan menganggap bahwa menyepelekan tugas adalah
bagian dari pelanggaran terhadap nilai dan norma-norma yang berlaku.
Lebih jauh lagi, karakter-karakter lainnya yang saya soroti dalam
pendidikan karakter misalnya sikap hormat dan jujur. Sikap hormat akan mampu
meningkatkan kepatuhan siswa terhadap guru. Konsekuensinya, siswa akan lebih
memperhatikan penjelasan-penjelasan guru di kelas sebagai bentuk penghormatan
murid pada mereka. Hal ini akan menjadikan mata pelajaran dapat diserap dengan
baik oleh siswa, sehingga mereka menjadi lebih berpengetahuan. Akan tetapi
perlu digarisbawahi bahwa penghormatan juga berbanding lurus dengan kewibawaan.
Artinya, guru juga memiliki peranan penting untuk membangun karisma dan
kewibawaannya dengan mencontohkan kebiasaan-kebiasaan dan perilaku yang baik
kepada murid di sekolah. Sebagai tambahan, sifat jujur akan menghindari
perilaku siswa dari mencontek. Mereka akan jujur mengerjakan ujian-ujian yang
diberikan di sekolah. Mereka akan terhindari dari perbuatan yang terlalu
berorientasi terhadap nilai sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapat
nilai tinggi salah satunya dengan mencontek. Perbuatan mencontek tidak hanya
menciderai nilai-nilai kejujuran, melainkan juga menjadikan siswa menjadi
bodoh. Oleh karena itu, membentuk karakter siswa yang jujur akan sangat
berpengaruh signifikan dalam mencerdaskan siswa, karena siswa akan belajar
lebih giat untuk mendapatkan nilai yang bagus.
Sebagai penutup, saya percaya bahwa sifat-sifat disiplin,
tekun, tanggung jawa dan juga jujur yang diajarkan di dalam pendidikan karakter
memiliki peranan penting dalam membangun kemampuan akademik siswa di sekolah.
Daftar Pustaka
Daryanto, d.
(2013). Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.
Hendriana, E. C., & Jacobus, A. (2017). Implementasi pendidikan karakter di
sekolah melalui keteladanan dan pembiasaan. JPDI (Jurnal Pendidikan Dasar
Indonesia), 1(2), 25-29.
Zuchdi, Darmiyati, Dkk. (2015). Pendidikan Karakter Konsep Dasar dan
Implementasi di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: UNY Press.
Komentar
Posting Komentar